Blogger Kalteng

Peranan Mahasiswa Dalam Mencegah Disintegrasi Bangsa

"Mohon maaf, jika dalam isi makalah ini banyak kekurangan. Karena proses pembuatan makalah ini ada hasil dari review sumber internet (sumber ada saya cantumkan). Makalah ini ketika saya masih menjalani kuliah semester 1"(Yandi Novia, Palangka Raya 24 Juli 2017)
Kata Pengantar

            Segala puji dan syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah sehingga kita dapat terus istiqomah berjuang dijalan-Nya. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Allah SAW tetap tercurah limpah kepada teladan dan pimpinan sepanjang masa. Semoga kita senanatiasa diberikan kekuatan untuk melanjutkan seluruh perjuangan beliau dan menjadi penerus dijalan-Nya.  
Tulisan ini belumlah dapat mengungkapkan seluruh aspek mengenai peranan mahasiswa dalam mencegah terjadinya disintegrasi bangsa, melainkan barulah bersifat pengantar yang berisi pokok pembahasan tentang peranan mahasiswa dalam mencegah terjadinya disintegrasi bangsa , sehingga bahasan yang mendetail dan dalam sangat penulis harapkan demi kelengkapan isi yang telah kami ulas.

Blogger Kalteng menerima jasa : Pasang Iklan GambarReview (Artikel, Produk, Jasa)Liputan KhususKerjasama (klik salah satu) Baca Juga : Tentang Blogger Kalteng (Yandi Novia, Debu Yandi) 


            Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam dalam menyelesaikan Makalah  Mata Kuliah Kewarganegaraan dengan judul “Peranan Mahasiswa Dalam Mencegah Disintegrasi Bangsa” tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Sebagai insan yang dhaif penyusun tidaklah luput dari kekhilafan dan kealpaan.besar, harapan kami atas kritikan dan saran yang bersifat  membangun demi kelengkapan tulisan yang kami buat. Semoga bermanfaat bagi kita semua terkhusus bagi diri kami pribadi, amin ya robbal alamin.

Palangkaraya, Desember 2010

Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Batasan Masalah
BAB II            PEMBAHASAN
1.      Membangun Moral Mahasiswa Dengan Penanaman Nasionalisme
2.      Pentingnya Membngun Moral  Melalui Penanaman Nasionalisme
3.      Pencegahan Dan Penanggulangan Ancaman Desintegrasi Bangsa
4.      Keanekaragaman Masyarakat  Indonesia
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan
2.      Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Lembaga pendidikan tidak akan lepas dari tudingan masyarakat jika ada kenakalan remaja atau tawuran antar pelajar, siswa dan antar mahasiswa. Kemerosotan moral peserta didik yang kerap terjadi seakan-akan merupakan kegagalan lembaga pendidikan untuk membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Terlebih lagi guru agama dan guru PKN, selalu menjadi sasaran empuk yang dituduh gagal membentuk moral siswa. Sebenarnya penanaman moral sangat terkait dengan semua guru, orang tua, dan masyarakat.

Kalau dikaji secara detail, penyebab kemerosotan moral pada diri anak bukan hanya karena adanya penurunan akhlak dan kurangnya pemahaman terhadap nilai agama. Penyebab kemerosotan moral sering terjadi karena kurangnya perhatian orang tua sehingga anak merasa terabaikan. Penyebab lain yang besar peranannya terhadap kemerosotan moral siswa adalah menurunnya rasa nasionalisme[1] dalam diri siswa.

Di sisi lain, sibuknya pemerintah, para pejabat, pemerhati pendidikan, dan masyarakat tentang persoalan ekonomi yang makin tidak menentu membuat kita lupa untuk terus menanamkan rasa nasionalisme dalam diri siswa. Kenyataan ini harus kita akui karena rasa nasionalisme sangat berpengaruh terhadap moral peserta didik. Dengan rasa nasionalisme yang tinggi, anak akan lebih mencintai dirinya sendiri sehingga kecil kemungkinannya mereka akan menjerumuskan dirinya untuk hal yang tidak berguna. Terhadap sesama teman, mereka akan merasa senasib seperjuangan sebagai bangsa Indonesia yang utuh. Adanya rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi antar anak membuat salah satu di antara mereka tidak tega menyakiti yang lainnya.

Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki keaneka ragaman baik dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa dan adat istiadat,  serta kondisi faktual ini disatu sisi merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain yang tetap harus dipelihara. Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi konflik yang jika tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, seperti gerakan separatisme[2] yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan yang dapat mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa.

Ancaman disintegrasi[3] bangsa dibeberapa bagian wilayah sudah berkembang sedemikian kuat. Bahkan mendapatkan dukungan kuat sebagian masyarakat, segelintir elite politik lokal maupun elite politik nasional dengan menggunakan beberapa issue global Issue tersebut meliputi issu demokratisasi, HAM, lingkungan hidup dan lemahnya penegakan hukum serta sistem keamanan wilayah perbatasan. Oleh sebab itu, pengaruh lingkungan global dan regional mampu menggeser dan merubah tata nilai dan tata laku sosial budaya masyarakat Indonesia yang pada akhirnya dapat membawa pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk pertahanan keamanan.   


B.     Rumusan Masalah
1.      Membangun moral mahasiswa dengan penanaman nasionalisme.
2.      Pentingnya membangun moral melalui penanaman nasionalisme.
3.      Pencegahan dan penanggulangan ancaman desintegrassi bangsa.
4.      Keanekaragaman masyarakat Indonesia.
5.      Analisis permasalahan dan solusi untuk permasalahan.

C.    Batasan Masalah

1.      Pembahasan mengenai pentingnya membangun moral mahasiswa dalam pencegahan desintegrasi bangsa dengan penanaman nasionalisme.
2.      Peranan mahasiswa dalam pencegahan dan penanggulangan ancaman desintegrasi bangsa.
3.      Membahas keanekaragaman masyarakat Indonesia.
4.      Pembahasan pencegahan dan penanggulangan ancaman desintegrasi bangsa sebagai rasa persatuan indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
5.      Pembahasan mengenai analisis permasalahan kenapa desintegrasi bangsa bisa terjadi, dan solusi untuk permasalahannya serta peran serta mahasiswa dalam mengatasi desintegrasi bangsa tersebut.



BAB II

PEMBAHASAN

1.      Membangun Moral Mahasiswa Dengan Penanaman Nasionalisme

Manusia tidak bisa lepas dari kata “moral”. Karena hanya manusia yang mempunyai kesadaran untuk berbuat baik atau buruk. Bahwa kata “moral” mengacu pada baik dan buruknya manusia terkait dengan tindakannya, sikapnya dan cara mengungkapkannya. Sedangkan pengertian moral menurut salah seorang sastrawan, adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Masalah moral harus diperhatikan setiap manusia, karena baik buruknya moral setiap pribadi menentukan kualitas suatu bangsa. Nilai moral bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.



Karena dengan nilai-nilai Pancasila kita dapat bertindak dan bersikap sebagai makhluk Tuhan serta sebagai bagian dari komunitas sebuah Negara. Dalam hubungannya dengan bangsa dan negara setiap pribadi juga dituntut untuk mempunyai rasa kebangsaan atau nasionalisme.

Nasionalisme secara teoritis adalah persatuan secara kelompok dari suatu bangsa yang mempunyai sejarah, bahasa dan pengalaman bersama. Nasionalisme[4] bangsa Indonesia merupakan perwujudan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap Negara dan tanah air berdasarkan Pancasila. Nasionalisme yang dilandasi Pancasila menuntun kita untuk memiliki sikap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tenggang rasa, dan merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia.

2.      Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman Nasionalisme

Arus globalisasi dan modernisasi membuat generasi muda hanyut dalam gaya hidup dan sikap individualis[5], acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar dan tidak peduli dengan tangung jawab moral. Banyak generasi muda yang hanyut dalam gemerlap dunia, mengisi waktu untuk kesenangan pribadi tanpa memikirkan masa depannya. Lebih menyedihkan lagi jika mereka lupa bahwa sebenarnya mereka adalah sumber kekuatan moral yang diharapkan agar selalu menjunjung kebenaran sesuai hati nurani dan berjiwa patriotisme[6]. Jika pembangunan moral dengan nasionalisme ini terlaksana, kemungkinan besar mahasiswa tidak membuang waktu untuk hal yang tidak berguna, apalagi merugikan diri sendiri.

Rasa nasionalisme dapat mendorong mereka untuk lebih menghargai nilai kemerdekaan dan arti hidup dengan hal-hal yang positif. Terhadap sesama teman akan ada rasa saling asih mengasih dan semangat untuk selalu bersatu sebagai sesama anak bangsa, yang dilahirkan dan dibesarkan di tanah air yang sama. Mereka akan merasa bangga dengan adanya kemajemukan bangsa Indonesia sebagai kekayaan yang harus dipertahankan. Kesadaran akan persatuan dan kesatuan bangsa penting bagi generasi muda sebagai sistem nilai sehingga secara moral mereka akan berbuat baik dalam setiap tindakan dan gerak hati nuraninya. Lebih penting lagi mereka pandai melihat peluang untuk mencapai eminensi dalam hidupnya, kesuksesan masa depannya.

3.      Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa

Permasalahan konflik yang terjadi saat ini antar partai, daerah, suku, agama dan lain-lainnya ditenggarai sebagai akibat dari ketidak puasan atas kebijaksanaan pemerintah pusat, dimana segala sumber dan tatanan hukum dinegara ini berpusat. Dari segala bentuk permasalahan baik politik, agama, sosial, ekonomi maupun kemanusiaan, sebenarnya memiliki kesamaan yakni dimulai dari ketidakadilan yang diterima oleh masyarakat Indonesia pada umumnya sehingga menimbulkan ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat, terutama bila kita meninjau kembali kekeliruan pemerintah masa lalu dalam menerapkan dan mempraktekkan kebijaksanaannya.



Dalam kecenderungan seperti itu, maka kewaspadaan dan kesiapsiagaan nasional dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa harus ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan kepentingan nasional bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk mencegah ancaman disintegrasi bangsa harus diciptakan keadaan stabilitas keamanan yang mantap dan dinamis dalam rangka mendukung integrasi bangsa serta menegakkan peraturan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4.      Keanekaragaman Masyarakat Indonesia

Pandangan bahwa pluralitas[7], suku, agama, ras dan antar golongan sebagi penyebab konflik atau kekerasan massal, tidak dapat diterima begitu saja. Pendapat ini benar mungkin untuk sebuah kasus, tapi belum tentu benar untuk kasus yang lain. Segala macam peristiwa dan gejolak sosial budaya termasuk konflik dan kekerasan massal pada dasarnya tidaklah lahir begitu saja, akan tetapi ada kondisi-kondisi struktural dan kultural tertentu dalam masyarakat yang beraneka ragam, tetapi bukan tanpa batas dan merupakan hasil dari suatu proses sejarah yang bersifat khusus.

Faktor lain yang terjadi dikawasan timur Indonesia memiliki komposisi keragaman etnik yang banyak dalam bentuk kelompok suku-suku kecil dan rentan, sedang kawasan barat Indonesia di pulau-pulau besar tinggal kelompok suku-suku yang besar yang relatif miskin sumber daya alam, membuat mereka bergerak mengeksploitasi  SDA  di  kawasan  timur  Indonesia,   bahkan  nyaris  menggusur partisipasi penduduk setempat.

Akibatnya terjadi kesenjangan antara pendatang dan penduduk asli.    Keadaan  ini membuat penduduk setempat menjadi antipati terhadap pendatang, sementara pendatang yang sukses justru memanfaatkan ketertinggalan penduduk setempat sebagai kelemahan mereka.

5.      Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa Sebagai Rasa Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika

Potensi disintegrasi bangsa di Indonesia sangatlah besar hal ini dapat dilihat dari banyaknya permasalahan yang kompleks yang terjadi dan apabila tidak dicari solusi pemecahannya akan berdampak pada meningkatnya eskalasi[8] konflik menjadi upaya memisahkan diri dari NKRI.

Kondisi ini dipengaruhi pula dengan menurunnya rasa nasionalisme yang ada didalam masyarakat dan dapat berkembang menjadi konflik yang berkepanjangan yang akhirnya mengarah kepada disintegrasi bangsa, apabila tidak cepat dilakukan tindakan-tindakan yang bijaksana untuk mencegah dan menanggulanginya sampai pada akar permasalahannya secara tuntas maka akan menjadi problem yang berkepanjangan. 

·      Analisa Permasalahan

Dalam rangka merumuskan kebijakan, upaya dan strategi dalam menanggulangi dan mencegah ancaman disintegrasi bangsa maka perlu mengetahui karakteristik penyebab terjadinya ancaman disintegasi bangsa yang terjadi saat-saat ini.

Oleh karena itu maka dapat dianalisa melalui beberapa faktor diantaranya sebagai berikut :

1)      Membangun Moral Mahasiswa dengan Penanaman Nasionalisme

2)      Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman Nasionalisme

3)      Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa

4)      Keanekaragaman masyarakat Indonesia

5)      Stabilitas Keamanan yang mantap dan dinamis

6)      Stabilitas Keamanan yang mendukung Integrasi Bangsa

7)      Menegakkan Peraturan Hukum yang berlaku.

·        Stabilitas Keamanan yang mendukung Integrasi Bangsa

Mencermati masalah keamanan dibeberapa daerah yang cukup serius dan segera harus diselesaikan melalui langkah-langkah yang komprehensif. Guna mendorong kembalinya semangatnya persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang telah dimiliki dan guna mencegah disintegrasi bangsa tidak ada alternatif lain mengembalikan kondisi aman yang didambakan oleh seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia.  Stabilitas keamanan di daerah konflik yang cenderung mengarah kepada disintegrasi bangsa harus terus diciptakan dengan pendekatan komprehensif baik dari aspek ekonomi, sosial budaya, politik maupun dari pendekatan hukum dengan dibantu aparat hukum yang terus melakukan tindakan konkrit dan koordinatif serta tetap mengedepankan semangat kebersamaan dalam menciptakan keutuhan bangsa dan negara.



·      Menegakkan Peraturan Hukum yang berlaku

Melihat, memperhatikan dan mencermati kondisi keamanan diberbagai daerah yang rawan konflik saat ini serta kondisi bangsa supaya tidak terjadi ancaman disintegrasi bangsa pemerintah pusat, instansi maupun daerah dalam hal ini pihak keamanan/aparat keamanan harus menegakkan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku  serta  melakukan  tindakan  persuasif  dan  pendekatan keamanan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Guna mendorong kembali semangat persatuan, kesatuan wilayah dan bela negara sebaiknya pemerintah mencari terobosan lain untuk mensosialisasikan Pancasila agar dapat dihayati dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun yang paling penting adalah bagaimana contoh dan ketauladan dari semua penyelenggara negara, tokoh formal maupun informal terhadap rakyatnya dalam berpikir, bersikap dan bertindak yang pada berdasarkan Pancasila sebagai ideologi, pandangan hidup serta dasar negara.

·      Analisis terhadap Pengaruh Lingkungan Strategi

a.          Dalam mengatasi ancaman separatisme, gerombolan bersenjata, radikal kiri dan kanan yang sekarang tersebar di wilayah Indonesia seperti RMS, OPM, Eks Para Napol/Tapol PKI dan lain-lain yang merupakan ancaman serius yang dihadapi bangsa Indonesia walapun masalah GAM telah terselesaikan dan teratasi tetapi dilain sisi tetap harus terus dipantau segala bentuk kegiatan yang dilakukannya serta perlu mendapatkan perhatian khusus. Oleh karena itu pemerintah harus tanggap dan cepat bertindak dalam menghadapi permasalahan ini, untuk itu pemerintah harus bertindak tegas dalam menyelesaikan masalah separatis maupun sejenisnya demi keutuhan bangsa dan negara dan tidak membiarkan kondisi ini terus berlarut-larut.

b.         Sebagai bangsa yang heterogen[9] Indonesia dengan bermacam-macam suku, budaya, agama dan adat berpeluang terjadinya konflik komunal (SARA).

·      Solusi

Penanaman moral melalui seruan agama sudah banyak dilakukan oleh para guru di sekolah dan para da’i serta pemuka di lingkungan masyarakat. Tetapi membuka kembali sejarah berdirinya bangsa dan negara Indonesia banyak terlupakan. Padahal pengalaman nenek moyang dan para pejuang bangsa merupakan pelajaran yang tak kalah besar peranannya dalam membentuk moral, watak dan peradaban bangsa yang bermartabat.

Juga bukan salah guru PKN, IPS, atau agama sebagai guru yang diberi tugas menyampaikan materi seputar akhlakulkarimah dan sejarah perjuangan bangsa. Pembentukan moral siswa melalui penanaman semangat nasionalisme merupakan tanggung jawab semua kalangan masyarakat. Tidak hanya di bangku sekolah sebagai lembaga pendidikan, penanaman rasa nasionalisme dapat dimulai dari lingkungan tempat tinggal mereka. Misalnya, sering kali memperdengarkan lagu-lagu nasional di rumah atau lingkungan masyarakat dapat mempertebal rasa nasionalisme.

Upaya mempertebal rasa nasionalisme juga dapat dilakukan dengan penayangan film sejarah perjuangan bangsa di televisi. Karena ternyata media televisi lebih menarik anak dari pada ceramah yang dilakukan guru dan pemuka masyarakat. Hal ini dimaksudkan supaya anak-anak mengerti betapa berat perjuangan bangsa ini untuk mencapai kemerdekaan.

Upaya lain misalnya dengan mengajak siswa dan memperkenalkan tempat-tempat bersejarah seperti museum, mengakrabkan nama-nama dan gambar pahlawan pejuang bangsa, atau mengajak siswa berziarah ke taman makam pahlawan. ziarah ke makam pahlawan perlu dilakukan agar anak-anak menghargai jasa pahlawan dan menumbuhkan jati diri mereka sejak dini.

Penanaman nasionalisme juga dapat diwujudkan dengan cara membiasakan memakai produk dalam negeri sehingga timbul rasa cinta untuk menghargai hasil karya anak negeri sendiri. Dapat dikatakan, jika nasionalisme kita kurang kuat, akan banyak produk-produk budaya luar yang menggeser produk budaya kita. Satu hal yang tidak boleh dilupakan juga, bahwa generasi tua, dalam hal ini guru, harus bisa menjadi panutan bagi generasi muda. Terlebih lagi anak pada usia dini, biasanya memiliki figur yang ingin diteladani. Tidak dapat dipungkiri kalau figur tersebut mempengaruhi pembentukan mental siswa yang sedang mencari jati diri.



Kondisi NKRI secara nyata harus diakui oleh setiap warganegara bila ditinjau dari kondisi geografi, demografi, dan kondisi sosial yang ada akan terlihat bahwa pluralitas, suku, agama, ras dan antar golongan dijadikan pangkal penyebab konflik atau kekerasan massal, tidak bisa diterima begitu saja..

Kepemimpinan (leadership) dari tingkat elit politik nasional hingga kepemimpinan daerah, sangat menentukan dalam rangka meredam konflik yang terjadi saat ini. Sedangkan peredaman konflik pada skala kejadiannya memerlukan tingkat profesionalisme dari seluruh aparat hukum dan instansi terkait secara terpadu dan tidak berpihak pada sebelah pihak.

Kemerosotan moral generasi muda dapat dikurangi dengan cara menanamkan rasa nasionalisme sejak usia dini. Rasa nasionalisme tersebut dapat diterapkan dengan sering memperdengarkan lagu nasional, memperingati hari kemerdekaan dan hari besar nasional, memperkenalkan gambar-gambar pahlawan pejuang kemerdekaan, mengajak ziarah ke taman makam pahlawan, dan penayangan film sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Membentuk moral dengan menanamkan nasionalisme penting karena dapat mendorong generasi muda untuk menghargai arti kemerdekaan dengan hal-hal yang positif, dan agar timbul kesadaran akan persatuan dan kesatuan bangsa sehingga secara moral mereka terdorong untuk berbuat baik. Dalam membangun moral dengan penanaman nasionalisme diperlukan kerja sama dan saling bahu membahu antara semua pihak, yaitu lembaga pendidikan, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Semua pihak hendaknya bisa menjadi contoh teladan bagi siswa sebagai generasi penerus pembangunan.

Faktor utama perekat persatuan bangsa adalah kebhinekaan budaya Indonesia dan bukan manjadi halangan untuk mewujudkan persatuan bangsa. Justru budaya yang beraneka ragam tsb justru amapu berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lainnya secara selaras dan serasi. Oleh sebab itu perlu selalu disadari dan dipahami bersama bahwa bangsa Indonesia ini memang bentuk dari suku-suku bangsa yang memiliki budaya yang beraneka ragam.  Langkah utama yang perlu ditempuh dalam rangka membangun kehidupan bagi bangsa Indonesia di masa depan adalah menggunakan konsepsi kemandirian lokal, yaitu “pendekatan kebudayaan” sebagai bagian utama dari strategi pembangunan masyarakat dan bangsa. Implementasi pendekatan kebudayaan dalam pembangunan bangsa diyakini akan dapat menumbuhkan kebanggan pada setiap anak bangsa terhadap diri dan budayanya dan pada gilirannya akan menumbuhkan pula toleransi dan pengertian akan keberadaan budaya lainnya

Untuk mendukung terciptanya keberhasilan suatu kebijakan dan strategi pertahanan serta upaya-upaya apa yang akan ditempuh, maka disarankan beberapa langkah sebagai berikut :

a.       Pemerintah perlu mengadakan kajian secara akademik dan terus menerus agar didapatkan suatu rumusan bahwa nasionalisme yang berbasis multi kultural dapat dijadikan ajaran untuk mengelola setiap perbedaan agar muncul pengakuan secara sadar/tanpa paksaan dari setiap warga negara atas kemejemukan  dengan segala perbedaannya.

b.      Setiap pemimpin dari tingkat desa sampai dengan tingkat tertinggi , dalam membuat aturan atau kebijakan haruslah dapat memenuhi keterwakilan semua elemen masyarakat sebagai warga negara.

c.       Setiap warga negara agar memiliki kepatuhan terhadap semua aturan dan tatanan yang berlaku, kalau perlu diambil sumpah seperti halnya setiap prajurit yang akan menjadi anggota TNI dan tata cara penyumpahan diatur dengan Undang-undang.

d.      Sebaiknya diadakan suatu konsensus nasional yang berisi pernyataan bahwa setiap warga negara Indonesia cinta damai, persatuan dan kesatuan dan rela berkorban untuk mementingkan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi atau golongan.

e.       Menghimbau para musisi agar mau menciptakan suatu karya musik atau lagu-lagu yang mengobarkan rasa cinta tanah air dan bangga menjadi Bangsa Indonesia. Berdasarkan pengalaman sejarah telah membuktikan betapa dahsyatnya sebuah lagu mempunyai pengaruh terhadap para pejuang kemerdekaan dimasa lalu.

f.       Pendidikan jangka panjang harus memperkenalkan tentang perbedaan umat manusia dan kemajemukan budaya bangsa Indonesia dari tingkat sekolah yang terendah sampai yang tertinggi secara bertahap, bertingkat dan berlanjut.

g.      Perlu dihimbau semua insan jurnalistik/pers dengan memperkenalkan rasa nasionalisme diatas segalanya bagi keutuhan NKRI, sehingga  dapat  memposisikan  diri  dalam  keikutsertaan meredam konflik dan bukannya memperbesar melalui berita-berita yang berdampak kebencian dan prsangka buruk bagi setiap warga negara.

h.      Menumbuhkan rasa nasionalisme yang mulai luntur, jika perlu mungkin dibuat semacam deklarasi Nasional oleh pemerintah dengan tekad memelihara keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI. Suatu deklarasi yang tepat akan dapat menjadi pemicu tumbuhnya rasa nasionalisme.


BAB III

PENUTUP

1.      Kesimpulan

Desintegrasi  bangsa tidak bisa kita hindari dan pungkiri, semua pasti terjadi antar masyarakat baik vertikal maupun horisontal. Keanekaragaman bangsa Indonesia mengakibatkan terjadinya  desintegrasi bangsa. Nah, ada sebuah pertanyaan untuk kita semua “apakah desintegrasi bangsa di Indonesia ini ada upaya atau cara pencegahan dan penanggulangannya?

Dalam mengatasi ancaman desintegrasi bangsa yang kerap terjadi di masyarakat Indonesia maka ada beberapa solusi yang kami berikan, diantaranya sebagai berikut :

  1. Membangun moral dalam setiap diri dan pribadi masyarakat.
  2. Stabilitas keamanan yang mendukung integrasi bangsa.
  3. Menegakkan peraturan hukum yang berlaku.
  4. Stabilitas Keamanan yang mantap dan dinamis
  5. Adanya integrasi antara pemerintah dan masyarakat.

Dengan upaya-upaya diatas dan dengan penanaman dari poin-poin yang ada dalam diri dan kepribadian masyarakat yang dilakukan dengan rasa sodaritas yang tinggi dan diiringi dengan rasa integritas dari seluruh bangsa Indonesia, maka ancaman desintegrasi bangsa bisa kita cegah dan hindari. Indonesia akan lebih Jaya.

2.      Saran

Semoga dengan adanya pembahasan tentang peranan mahasiswa dalam mencegah disintegrasi bangsa dapat membentuk dan menciptakan nilai moral dalam setiap individu masyarakat dengan menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara.


DAFTAR PUSTAKA

http/www.komunitasdemokrasi.or.id
disintegrasi pasca orde baru, konflik lokal dan dinamika internasional, oleh syamsu hadi, andi Widjajanto, Rori Permadani U, Nurul Rochayati, Supriyanto, Suzanne Maria A, Wahyu.
         
Catatan Kaki:


[1] Paham, politik atau sifat kenasionalan
[2] Suatu gerakan yang melawan dan menentang NKRI
[3] Kemerosotan nilai-nilai
[4] Dampak positif nasionalisme telah tercatat sebagai prestasi gemilang dalam sejarah, yaitu dengan lahirnya Boedi Oetomo 20 Mei dan peristiwa Sumpah Pemuda 1928, yang mengandung nilai urgen berupa kesatuan. Selain itu Sumpah pemuda merupakan wujud pengusungan faham nasionalisme, melalui penyatuan keinginan bersama untuk membuat negeri ini merdeka
[5] Sifat mementingkan diri sendiri
[6] Jiwa kepahlawanan
[7] Keanekaragaman bangsa indonesia,
[8] Kenaikan atau penambahan
[9] Faktor-faktor keberagaman ini menjadi celah yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengganggu stabilitas keamanan dan keutuhan Indonesia. Dampak-dampak yang timbul dari konflik diatas menyebabkan terjadinya gelombang pengungsian besar-besaran,   kerugian harta benda, korban jiwa serta kerusakan lingkungan dan infrastruktur dalam jumlah yang tidak sedikit, sehingga keamanan nasional masyarakat didaerah konflik dan kondisi stabilitas nasional terganggu

***
Bahan ini saya tambahkan, 13 Desember 2023. Silakan baca artikel berikut:

Disintegrasi bangsa merupakan suatu kondisi yang sangat merugikan bagi keutuhan dan kemajuan suatu negara. Disintegrasi bangsa dapat terjadi ketika ada perpecahan, ketidakharmonisan, dan ketidakseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, peran mahasiswa dalam mencegah disintegrasi bangsa sangat penting dan strategis.

Pengertian Disintegrasi

Disintegrasi bangsa dapat diartikan sebagai proses dan kondisi berkurangnya rasa persatuan, kebersamaan, dan kesatuan dalam suatu negara. Disintegrasi ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti perpecahan antar suku, agama, ras, dan golongan, serta ketidakharmonisan dalam hubungan sosial dan politik. Disintegrasi bangsa dapat menghambat kemajuan dan pembangunan suatu negara, sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan yang efektif.

Peranan Mahasiswa

Mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah disintegrasi bangsa. Sebagai agen perubahan sosial, mahasiswa memiliki potensi untuk menggerakkan dan memobilisasi masyarakat dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Berikut ini adalah beberapa peranan mahasiswa dalam mencegah disintegrasi bangsa:

1. Pendidikan dan Penyuluhan

Mahasiswa dapat berperan sebagai agen pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui kegiatan seperti seminar, diskusi, dan kampanye sosial, mahasiswa dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang keragaman budaya dan kepentingan bersama dalam membangun negara yang kuat dan harmonis.

2. Aktivisme Sosial

Mahasiswa juga dapat berperan sebagai aktivis sosial yang turut serta dalam berbagai gerakan sosial yang bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Misalnya, mahasiswa dapat terlibat dalam kegiatan sosial seperti penggalangan dana untuk korban bencana, aksi sosial di daerah terpencil, atau kampanye anti-diskriminasi.

3. Dialog Antaragama dan Antarbudaya

Mahasiswa dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi dialog antaragama dan antarbudaya. Melalui kegiatan seperti seminar agama, dialog antarbudaya, dan pertukaran pelajar, mahasiswa dapat membantu membangun pemahaman dan toleransi antara berbagai kelompok masyarakat yang memiliki perbedaan agama, budaya, dan suku.

4. Kritis Terhadap Isu-isu Sensitif

Mahasiswa juga harus memiliki sikap kritis terhadap isu-isu sensitif yang dapat memicu disintegrasi bangsa. Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang isu-isu tersebut, mahasiswa dapat berperan sebagai penyeimbang dan penggerak dalam mencari solusi yang adil dan seimbang untuk mengatasi permasalahan yang ada.

5. Keterlibatan dalam Kegiatan Politik

Partisipasi mahasiswa dalam kegiatan politik juga sangat penting dalam mencegah disintegrasi bangsa. Mahasiswa dapat terlibat dalam organisasi politik, menjadi pemilih yang cerdas, atau bahkan mencalonkan diri sebagai pemimpin masa depan yang memiliki visi dan komitmen untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Sebagai generasi muda yang memiliki energi dan semangat perubahan, mahasiswa memiliki potensi besar untuk mencegah disintegrasi bangsa. Dengan memainkan peranan yang strategis dan bertanggung jawab, mahasiswa dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post