Ada sebuah pertanyaan sekaligus
pernyataan, menyesal itu selalu didepan, gak mungkinkan kita menyesal atas apa
yang belum terjadi kecuali itu mimpi, lagi pula mimpi juga udah terjadi. Tapi ada
menyesal itu dibelakang, ada seorang gembala yang nyesal berada dibelakang sapi,
karena ketika ia berada dibelakang sapi, ditendang sapi, jadi ungkapnya “Saya
Menyesal di Belakang”.
Tapi itu hanya humor, dan
pastinya pembaca tak tertawa dengan humor yang saya tulisan barusan. Karena tujuan
saya bukan untuk ngelawak, menandingi orang yang sudah ahlinya sebut saja
Raditya Dika, Abdur, atau Dzawin.
Siapa yang tidak pernah menyesal
dalam hidupnya? Semua orang pasti pernah menyesal, termasuk saya, dan anda yang
sedang membaca tulisan ini. Penyesalan terbesar bagi seorang laki-laki lajang
atau perempuan lajang, ABG labil, adalah ketika ia meninggalkan seseorang
padahal seseorang itu baik untuknya, usut-usut pengen nyari yang sempurna,
ujung-ujungnya “sempurna juga sih, sempurna sakitnya dan galaunya”. So,
berpikir matang-matang sebelum bertindak itu wajib hukumnya, agar tidak terjadi
penyesalan. Lebih parah lagi, mau kembali ditolak. Beda dong dengan nasib saya,
semua perlu perjuangan kawan. Jangan pernah berhenti, ingat “No Pain, No Gain”,
Manjadda Wajada.
Menyesal itu manusiawi, itu
artinya kita normal. Pertanyaan selanjutnya bagaimana menjalani hidup tanpa ada
kata menyesal? Cukup sulit memang untuk dilakuin, apa lagi penyesalan itu identik
dengan sebuah kesalahan.
Sekarang, cobalah kita luruskan
kembali kenapa penyesalan itu terjadi dan apa penyebabnya dahulu kita melakukan
sebuah kesalahan. Seperti kata Pak.
Mario Teguh, malas itu hanya akibat, sehingga pemecahannya adalah mencari
sumber penyebab kita malas. Begitu juga dengan “penyesalan”, stop terpuruk
dengan penyesalan, adanya anugerah masa depan itu untuk memperbaiki segalanya. Walaupun
kita tidak mampu kembali ke waktunya, namun kita punya seribu bahkan lebih
pelajaran yang dapat diambil dari sebuah kesalahan.
Jadikan penyesalan itu sebagai
ujung tombak perubahan pada diri dan sistem kehidupan kita sehari-hari. Kadang Tuhan
menegur dan mengajrkan kita dari sebuah kesalahan yang kita lakukan. Jadi bijak
itu mudah ko, cukup belajar, perbaiki, jangan diulangi, dan masa depan kita
akan lebih baik. [debuyandi]
Post a Comment
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab.